Rumah Rasuna Said
Rumah Rasuna Said adalah rumah kelahiran dari seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan nasional Indonesia bernama Hajjah Rangkayo Rasuna Said atau yang dikenal Rasuna Said asal Sumatera Barat.[1] Bangunan rumah ini seperti persegi panjang dan bertingkat yang terbuat dari kayu, atap seng, dan berlantai semen.[1] Pada bagian atas lantainya terbuat dari papan. Pada 02 Februari 2013, PT Garuda Indonesia melakukan renovasi terhadap bangunan rumah dan sekarang difungsikan sebagai Musala An-Nur.[1]
Nilai penting dari bangunan rumah ini adalah terkait dengan tokoh sejarah penting di Sumatera Barat, yaitu Rasuna Said, seorang pejuang Minangkabau yang lahir di Maninjau pada tanggal 14 September 1910 dan meninggal di Jakarta 2 November 1965. Rasuna Said adalah perempuan yang mempunyai kemauan yang keras dan berpandangan luas.[1] Dari zaman Kolonial Belanda, beliau aktif di organisasi politik serta keras dan kritis terhadap kebijakan Pemerintahan Kolonial Belanda pada masa itu. Pada tahun 1923, beliau bahkan ditangkap dan dipenjarakan di Semarang.[1] Atas jasa-jasanya dan kontribusinya terhadap perjuangan Kemerdekaan Indonesia, Rasuna Said ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional dengan Surat Keputusan Presiden R.I. No. 084/TK/Tahun 1974 tanggal 13 Desember 1974. Nama beliau sekarang banyak digunakan sebagai nama jalan di berbagai daerah, di antaranya di Jakarta.[1]
Referensi
- ^ a b c d e f "Rumah Rasuna Said". Kemendikbud.go.id. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 20 Oktober 2017. Diakses tanggal 24 Maret 2018.
Pranala luar
- https://simas.kemenag.go.id/profil/mushalla/286364
- l
- b
- s
- Arca Bhairawa
- Arca Buddha Dipangkara
- Arca Durga Mahisasuramardhini
- Arca Harihara
- Arca Prajnyaparamita
- Bendera Pusaka
- Biola WR Supratman
- Bokor emas cerita Ramayana
- Mahkota Sultan Siak
- Kakawin Nagarakretagama
- Lukisan Penangkapan Diponegoro
- Lukisan Pengantin Revolusi
- Lukisan Prambanan/Seko
- Naskah Proklamasi
- Prasasti Ciaruteun
- Prasasti Cidanghiang
- Prasasti Jambu
- Prasasti Kebonkopi I
- Prasasti Muara Cianten
- Prasasti Pasir Awi
- Prasasti Yupa
- Teks Proklamasi
- Tengkorak Manusia Fosil Ngawi I
- Benteng Belgica
- Benteng Duurstede
- Benteng Marlborough
- Benteng Van der Wijck
- Benteng Vastenburg
- Gedung Bank Indonesia
- Gedung Dwi Warna
- Gedung Merdeka
- Gedung NIAS
- Gedung Pancasila
- Gedung Perundingan Linggarjati
- Gedung Petronella
- Gedung PTPN XI Surabaya
- GPIB Immanuel Jakarta
- GPIB Sion Jakarta
- Hotel Majapahit
- Hotel Savoy Homann
- Candi Jabung
- Kantor Pos Besar Bandung
- Lawang Sewu
- Masjid Agung Surakarta
- Monumen Pers Nasional
- Museum Asi Mbojo
- Museum Geologi Bandung
- Gedung Kebangkitan Nasional
- Museum Nasional
- Museum Sumpah Pemuda
- Observatorium Bosscha
- Pesanggrahan Ngeksiganda
- Rumah Pengasingan Bung Hatta
- Rumah Pengasingan Bung Karno
- Rumah Rasuna Said
- Eks Rumah Raden Saleh
- RSUP dr. Kariadi
- Rumah Tjong A Fie
- Rumah W. R. Soepratman
- Stasiun Yogyakarta
- Benteng Oranje
- Benteng Victoria
- Candi Ceto
- Candi Jawi
- Candi Penataran
- Fort Rotterdam
- Gereja Katedral Jakarta
- Gua Braholo
- Gua Sunyaragi
- GPIB Immanuel Semarang
- Gunung Padang
- Istana Bung Hatta
- Kalimbuang Bori
- Kete Kesu
- Leang Timpuseng
- Liang Bua
- Makam Kyai Mojo
- Masjid Agung Demak
- Masjid Istiqlal
- Masjid Raya Al-Ma’shun
- Museum KA Ambarawa
- Museum Kirti Griya
- Perahu Kuno Rembang
- Pugung Raharjo
- Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. Soerojo
- Stasiun Radio AURI