Tradisi guru–shishya

Hubungan guru–murid tradisional. Warna cair, Perbukitan Punjab, India, 1740.

Hubungan guru–shishya atau parampara ("keturunan"), adalah sebuah penerusan para furu dan murid dalam agama-agama asal India seperti Hindu, Jain, Sikh dan Buddha (teramsuk tradisi Tibetan dan Zen). Setiap parampara masuk dalam sampradaya spesifik, dan memiliki gurukula-nya snediri untuk ajaran yang berbasis pada akhara, gompa, matha, vihara atau kuil. Ini adalah tradisi hubungan dan pengajaran spiritial dimana ajaran-ajaran diteruskan dari seorang guru "pengajar" (Sanskerta: गुरु) atau lama kepada śiṣya (Sanskerta: शिष्य, murid), shramana (penglihat), atau chela (pengikut) setelah diksha (inisiasi) resmi. Pengetahuan semacam itu, entah itu agama, spiritual, naskah, arsitektural, musik, seni rupa atau seni bela diri diteruskan melalui perkembangan hubungan antara guru dan murid.

Referensi

Bacaan tambahan

  • Neuman, Daniel M. (1990). The life of music in north India: the organization of an artistic tradition. Chicago: University of Chicago Press. ISBN 0-226-57516-0. 
  • Federico Squarcini, 2011, Boundaries, Dynamics and Construction of Traditions in South Asia.
  • Leela Prasad, 2012, Poetics of Conduct: Oral Narrative and Moral Being in a South Indian Town.
  • Monika Horstmann, Heidi Rika Maria Pauwels, 2009, Patronage and Popularisation, Pilgrimage and Procession.

Pranala luar

  • Media terkait Guru–shishya tradition di Wikimedia Commons