Sindrom X rapuh

Sindrom X rapuh
Anak laki-laki dengan karakteristik telinga menonjol dari sindrom X rapuh
Informasi umum
Nama lainFragile X syndrome, Sindrom Martin–Bell, sindrom Escalante
SpesialisasiGenetika medis, pediatri, psikiatri
PenyebabGangguan genetik X-linked recessive
Aspek klinis
Gejala dan tandaKelainan intelektual, wajah panjang dan sempit, telinga besar, jari fleksibel, testis besar
KomplikasiFitur autisme, kejang
Awal munculTerlihat pada usia 2 tahun
DurasiSelamanya
DiagnosisPemeriksaan genetik
PerawatanPerawatan suprotif, intervensi dini
Prevalensi1 dari 4.000 (laki-laki), 1 dari 8.000 (perempuan)

Sindrom X rapuh (Fragile X syndrome, FXS) adalah kelainan genetik yang ditandai dengan disabilitas intelektual ringan hingga sedang. IQ rata-rata pada laki-laki dengan FXS di bawah 55, sementara sekitar dua pertiga dari perempuan yang terkena mengalami kelainan intelektual.[1][2] Ciri-ciri fisik mungkin termasuk wajah yang panjang dan sempit, telinga yang besar, jari-jari yang fleksibel, dan testis yang besar. Sekitar sepertiga dari pengidap memiliki ciri autisme seperti masalah dengan interaksi sosial dan keterlambatan bicara. Hiperaktif sering terjadi, dan kejang terjadi pada sekitar 10%. Laki-laki biasanya lebih terpengaruh daripada perempuan.[3]

Perawatan

Pengobatan saat ini berpusat pada pengelolaan perilaku bermasalah dan gejala kejiwaan yang terkait dengan FXS. Namun, karena hanya ada sedikit penelitian yang dilakukan pada populasi khusus ini, bukti yang mendukung penggunaan obat-obatan ini pada individu dengan FXS masih kurang.[4] Studi pada 9 anak pengidap FXS, pemberian metformin dapat medorong perbaikan dalam perkembangan bahasa dan perilaku (seperti lesu dan stereotip) pada sebagian besar pasien.[5]

Referensi

  1. ^ CDC (2021-08-19). "What is Fragile X Syndrome (FXS)? | CDC". Centers for Disease Control and Prevention (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-06. 
  2. ^ Raspa, Melissa; Wheeler, Anne C.; Riley, Catharine (2017-06). "Public Health Literature Review of Fragile X Syndrome". Pediatrics. 139 (Suppl 3): S153–S171. doi:10.1542/peds.2016-1159C. ISSN 1098-4275. PMC 5621610 alt=Dapat diakses gratis. PMID 28814537.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)
  3. ^ "Fragile X syndrome: MedlinePlus Genetics". medlineplus.gov (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-03-06. 
  4. ^ Rueda, Jose-Ramon; Ballesteros, Javier; Tejada, Maria-Isabel (2009-10-13). "Systematic review of pharmacological treatments in fragile X syndrome". BMC neurology. 9: 53. doi:10.1186/1471-2377-9-53. ISSN 1471-2377. PMC 2770029 alt=Dapat diakses gratis. PMID 19822023. 
  5. ^ Biag, Hazel Maridith B.; Potter, Laura A.; Wilkins, Victoria; Afzal, Sumra; Rosvall, Alexis; Salcedo‐Arellano, Maria Jimena; Rajaratnam, Akash; Manzano‐Nunez, Ramiro; Schneider, Andrea (2019-11). "Metformin treatment in young children with fragile X syndrome". Molecular Genetics & Genomic Medicine (dalam bahasa Inggris). 7 (11). doi:10.1002/mgg3.956. ISSN 2324-9269. PMC 6825840 alt=Dapat diakses gratis. PMID 31520524.  Periksa nilai tanggal di: |date= (bantuan)Pemeliharaan CS1: Format PMC (link)
  • l
  • b
  • s
Kelainan kromosom (Q90–Q99, 758)
Autosomal
Trisomi
  • Sindrom Down
    • 21
  • Sindrom Edwards
    • 18
  • Sindrom Patau
    • 13
  • Trisomi 9
  • Sindrom Warkany 2
    • 8
  • Sindrom mata kucing/Trisomi 22
    • 22
  • Trisomi 16
Monosomi/delesi
  • Sindrom delesi 1q21.1/Sindrom delesi 1q21.1/Sindrom TAR
    • 1
  • Sindrom Wolf–Hirschhorn
    • 4
  • Sindrom tangisan kucing/Sindrom delesi kromosom 5q
    • 5
  • Sindrom Williams
    • 7
  • Sindrom Jacobsen
    • 11
  • Sindrom Miller–Dieker/Sindrom Smith–Magenis
    • 17
  • Sindrom DiGeorge
    • 22
  • Sindrom delesi distal 22q11.2
    • 22
  • Sindrom delesi 22q13
    • 22
  • Rekaman genomik
    • Sindrom Angelman/Sindrom Prader–Willi (15)
  • Distal 18q-/Proksimal 18q-
Pautan X/Y
Monosomi
Trisomi/tetrasomi,
kariotipe lainnya/mosaik
Translokasi
Leukemia/limfoma
Limfoid
  • Limfoma Burkitt t(8 MYC;14 IGH)
  • Limfoma folikuler t(14 IGH;18 BCL2)
  • Limfoma sel mantel/Mieloma multipel t(11 CCND1:14 IGH)
  • Limfoma sel besar anaplastik t(2 ALK;5 NPM1)
  • Leukimia limfoblastik akut
Mieloid
  • Kromosom Philadelphia t(9 ABL; 22 BCR)
  • Acute myeloblastic leukemia with maturation t(8 RUNX1T1;21 RUNX1)
  • Leukimia promielositik akut t(15 PML,17 RARA)
  • Leukimia megakarioblastik akut t(1 RBM15;22 MKL1)
Lainnya
  • Sarkoma Ewing t(11 FLI1; 22 EWS)
  • Sarkoma sinovial t(x SYT;18 SSX)
  • Dermatofibrosarcoma protuberans t(17 COL1A1;22 PDGFB)
  • Liposarkoma miksoid t(12 DDIT3; 16 FUS)
  • Desmoplastic small-round-cell tumor t(11 WT1; 22 EWS)
  • Rabdomiosarkoma alveolar t(2 PAX3; 13 FOXO1) t (1 PAX7; 13 FOXO1)
Lainnya
  • Sindrom X rapuh
  • Disomi uniparental
  • Sindrom XX pria/46,XX testicular disorders of sex development
  • Kromosom penanda
  • Ring chromosome
    • 6; 9; 14; 15; 18; 20; 21, 22