Hidra

Penggambaran Hidra oleh ilustrator Belanda, Matthius Merian (1660).

Hidra (bahasa Yunani: Ὕδρα) merupakan seekor Drakon dalam mitologi Yunani. Monster ini berbentuk ular atau naga yang memiliki sembilan buah kepala. Setiap salah satu kepalanya dipotong, maka kepala tersebut akan tumbuh/membentuk satu atau dua buah kepala yang baru. Hidra juga memiliki napas dan darah yang beracun.[1] Hidra bersarang di danau Lerna Di Argolid, karena itu makhluk ini disebut juga Hidra Lerna (Yunani: Λερναία Ὕδρα). Tempat tersebut juga merupakan salah satu jalur masuk menuju dunia bawah.[2] Hidra merupakan keturunan Tifon dan Ekhidna.[3] Hidra dikalahkah oleh Herakles.

Dalam mitologi

Setelah membunuh Singa Nemea, tugas kedua yang diberikan pada Herakles oleh Euristheus adalah membunuh Hidra. Hidra keluar dari sarangnya hanya untuk meneror pemukiman penduduk di sekitarnya.[4] Setelah tiba di sarang Hidra, yakni rawa-rawa dekat danau Lerna, Herakles menutupi mulut dan hidungnya dengan kain untuk melindungi dari asap beracun. Herakles memanah sarang Hidra dengan panah api. Herakles lalu menghadapai Hidra dengan bersenjatakan sabit (menurut lukisan vas awal), sebilah pedang atau sebuah pemukul. Namun setiap kali Herakles memotong salah satu kepala Hidra, dua kepala lainnya akan tumbuh lagi.[5] Herakles lalu menyadari bahwa Hidra memiliki satu kepala yang abadi.

Herakles membunuh Hidra, lukisan karya Sebald Beham (1545).

Herakles tahu bahwa dia tak akan bisa mengalahkan Hidra sendirian, maka dia pun meminta bantuan pada keponakannya Iolaos. Iolaos mendapatkan ide (kemungkinan dari dewi Athena) bahwa mereka harus menggunakan obor untuk membakar leher Hidra yang baru saja terpotong. Dengan cara tersebut kepala Hidra tidak tumbuh lagi.[6] Dalam versi lainnya, setelah memotong setiap kepala, Herakles mencelupkan pedangnya pada darah dan menggunakannya untuk membakar setiap leher sehingga kepala Hidra tidak tumbuh lagi. Melihat keadaan tersebut, Hera mengirim seekor kepiting raksasa untuk mengalihkan perhatian Herakles. Kepiting tersebut akhirnya mati diinjak oleh Herakles dan sang pahlawan pun kembali menghadapi Hidra. Setelah semua kepalanya yang tak abadi dipotong, Herakles memotong kepala abadi Hidra dan menguburnya di bawah sebuah batu besar di jalan antara Lerna dan Elaios.[7]

Sebelum pergi, Herakles terlebih dahulu mencelupkan semua panahnya ke dalam darah Hidra sehingga kini semua panahnya beracun. Hera lalu menempatkan Hidra dan kepiting raksasa di angkasa sebagai rasi bintang Hydra dan Cancer. Setelah menjalankan tugasnya, Herakles kembali pada Euristheus namun ternyata Euristheus menolak penyelesaian tersebut karena menurutnya Herakels dibantu oleh Iolaos sehingga tugas tersebut menjadi tidak sah dan jumlah tugas Herakles masih tetap sembilan.

Herakles nantinya menggunakan panah beracun Hidra untuk membunuh Nessos, seorang Kentaur yang mencoba memperkosa Deianeira, istri Herakles. Darah beracun Hidra kemudian menginfeksi darah Nessos yang pada gilirannya ikut meracuni pakaian yang kelak akan dipakai oleh Herakles dan akhirnya membunuh sang pahlawan.

Strabo dan Pausanias melaporkan bahwa bau busuk di sungai Anigros di Elis, yang menyebabkan ikan-ikan di sana tidak dapat dimakan, diduga disebabkan oleh darah beracun Hidra yang berasal dari panah yang digunakan oleh Herakles untuk membunuh Nessos.[8][9][10]

Galeri

  • Herakles dan Hidra, lukisan karya Antonio Pollaiuolo (1475).
    Herakles dan Hidra, lukisan karya Antonio Pollaiuolo (1475).
  • Ilustrasi buatan Cornelis Cort (1655) mengenai pertarungan Hidra melawan Herakles dan Iolaos.
    Ilustrasi buatan Cornelis Cort (1655) mengenai pertarungan Hidra melawan Herakles dan Iolaos.
  • Mosaik Romawi mengenai Hidra dan Herakles (abad ketiga Masehi), ditemukan di Llíria, Valencia, Spanyol.
    Mosaik Romawi mengenai Hidra dan Herakles (abad ketiga Masehi), ditemukan di Llíria, Valencia, Spanyol.
  • Lukisan vas mengenai Herakles dan Hidra (525 SM).
    Lukisan vas mengenai Herakles dan Hidra (525 SM).
  • Henry IV, sebagai Herakles, mengalahkan Hidra. Lukisan karya Toussaint Dubreuil 1600.
    Henry IV, sebagai Herakles, mengalahkan Hidra. Lukisan karya Toussaint Dubreuil 1600.
  • Ilustrasi buatan Gilles Rousselet (abad ke-17) mengenai pertarungan Hidra melawan Herakles .
    Ilustrasi buatan Gilles Rousselet (abad ke-17) mengenai pertarungan Hidra melawan Herakles .
  • Patung kecil yang menggambarkan Hidra dan Herakles.
    Patung kecil yang menggambarkan Hidra dan Herakles.
  • Lukisan vas mengenai Herakles dan Iolaos yang bertarung melawan Hidra ( 540-530 SM).
    Lukisan vas mengenai Herakles dan Iolaos yang bertarung melawan Hidra ( 540-530 SM).
  • Hydra von Lerna - FRZ EUE BERLIN - 1914
    Hydra von Lerna - FRZ EUE BERLIN - 1914

Catatan kaki

  1. ^ Hyginus, 30
  2. ^ Kerenyi (1959), 143.
  3. ^ Hesiodos, Theogonia, 313
  4. ^ Kerenyi, The Heroes of the Greeks 1959:144.
  5. ^ Ruck dan Staples (1994: 170)
  6. ^ Apollodoros, 2,5,2
  7. ^ Kerenyi 1959:144
  8. ^ Strabo, 8.3.19
  9. ^ Pausanias, 5.5.9
  10. ^ Grimal 1987:219.

Referensi

  • Harrison, Jane Ellen (1903). Prolegomena to the Study of Greek Religion. 
  • Graves, Robert (1955). The Greek Myths. 
  • Kerenyi, Carl (1959). The Heroes of the Greeks. 
  • Burkert, Walter (1985). Greek Religion. Harvard University Press. 
  • Ruck, Carl and Staples, Danny (1994). The World of Classical Myth. Pemeliharaan CS1: Banyak nama: authors list (link)
  • Grimal, Pierre (1986). The Dictionary of Classical Mythology. E.P. Dutton & Co., Inc. 

Pranala luar

Wikimedia Commons memiliki media mengenai Lernaean Hydra.
  • (Inggris) Hidra di Dave's Mythical Creatures and Places
  • (Inggris) Hidra di Myth Encyclopedoa
  • (Inggris) Hidra di Greek and Roman Mythology Diarsipkan 2010-05-02 di Wayback Machine.
  • (Inggris) Patung Hidra dan Herakles di Museum Louvre
  • l
  • b
  • s